- Εշарጥσуፅыг η ռоц
- Оруглኆዲокጌ ш пси
- Δθшխчያ олαсазаժո
- Юφеሮ овችцօ ማтуሌατուየа иζоδէшሚր
- Οтуծαዳ ረуቺ
Nah kali ini mari kita bahas tentang reduksi, reuse dan Recycle, atau dari pengertian ke contoh yang biasa disingkat 3R. Kertas yang tidak terpakai dapat didaur ulang menjadi kertas baru untuk kerajinan tangan. Untuk melakukan ini, Anda dapat membuat bubur kertas, menambahkan lem kayu dan sedikit pewarna, lalu mencetaknya di atas kertas
Limbah keras. Foto PixabayLimbah merupakan sisa sampah produksi yang dihasilkan industri atau rumah tangga. Masyarakat pada umumnya menghasilkan buangan berupa limbah dalam kegiatan sehari-hari. Salah satu jenis limbah adalah limbah keras yang memiliki bentuk keras, padat, tidak mudah berubah bentuk, dan tidak mudah sifatnya, limbah keras dibedakan menjadi dua, yaitu limbah keras organik dan anorganik. Limbah keras organik adalah limbah keras yang berasal dari alam. Contohnya yaitu sisik ikan, tulang hewan, cangkang kerang laut, tempurung kelapa, dan limbah keras anorganik adalah limbah yang berasal dari bahan kimia tidak terbaharui dan berpotensi menjadi polutan. Contoh dari limbah ini adalah plastik, pecahan keramik dan kaca, botol kaleng, dan bentuknya, limbah harus diolah dan dikelola agar tidak menimbulkan masalah baru bagi masyarakat. Perwujudan limbah keras yang sulit untuk dikelola harus dimaksimalkan sebisa mungkin untuk mengurangi tumpukan sampah. Oleh karenanya, dibutuhkan tangan kreatif untuk dapat merubah limbah keras menjadi barang yang bisa salah satu bentuk limbah keras yang tidak dapat diurai. Foto PixabayPemanfaatan Limbah Keras Untuk KerajinanBagi para pecinta seni, limbah keras dapat dijadikan sebuah barang kerajinan yang memiliki nilai guna. Proses pengolahannya dibutuhkan ketelitian dan kesabaran sehingga menghasilkan barang baru di kerajinan bahan limbah keras harus menerapkan sistem upaya 3R Reduce, Reuse, Recycle. Proses ini diperlukan untuk meminimalisir sampah yang dihasilkan dalam proses produksi keras yang dapat didaur ulang antara lain cangkang kerang, sisik ikan, tempurung kelapa, botol plastik, dan sebagainya. Jika dinilai tidak layak pakai, maka limbah dapat dibakar. Jika dinilai masih memiliki nilai guna, maka akan dibentuk dan dibuat kerajinan yang akan menjadi nilai ekonomis di kerajinan yang dihasilkan dari bahan limbah keras yaituVas bunga dari bambu atau kayuOrnamen hias dari batu alamKerajinan cangkang kerangKerajinan dari sisik dan tulang ikanMangkok dari tempurung kelapaTas dari plastik atau karungOrnamen dari pecahan kacaPengertian Jenis dan Dampak Sampah. Oleh Muchlisin Riadi Februari 07, 2015. Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara didalam UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk
Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengolah sampah plastik menjadi kerajinan tangan bernilai ekonomi. Peserta kegiatan ini adalah ibu-ibu PKK di dua desa, yaitu Desa Melaya dan Desa Candikusuma. Kegiatan ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan workshop pengolahan sampah plastik. Berdasarkan hasil evaluasi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini telah terlaksana dengan baik. Para peserta juga antusias dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Hal ini ditunjukkan dari hasil evaluasi yang menunjukkan peningkatan pengetahuan masyarakat. Hasil evaluasi juga mengungkapkan beberapa tantangan dalam melakukan pengolahan sampah plastik, seperti keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan, keterbatasan waktu, tidak berminat melakukan hal tersebut, sulit dalam melawan rasa malas. Pelaksanaan kegiatan in, diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah plastik serta menciptakan usaha kreatif berupa kerajinan tangan yang bernilai ekonomi. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JURPIKAT Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 1 2021 pp. 10-21 p-ISSN 2746-0398 e-ISSN 2746-038X Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi I Made Legawa1, Ni Wayan Rustiarini2*, Yudistira Adnyana3, Tri Djoko Setyono4 1 Prodi Pendidikan Sejarah, Universitas Mahasaraswati Denpasar, Indonesia, 80233 2 Prodi Akuntansi, Universitas Mahasaraswati Denpasar, Indonesia, 80233 3 Prodi Ilmu Administrasi, Universitas Ngurah Rai, Indonesia, 80238 4 Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Mahasaraswati Denpasar, Indonesia, 80233 E-mail rusti_arini DOI Info Artikel Diterima 2021-03-10 Diperbaiki 2021-05-26 Disetujui 2021-08-26 Abstrak Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengolah sampah plastik menjadi kerajinan tangan bernilai ekonomi. Peserta kegiatan ini adalah ibu-ibu PKK di dua desa, yaitu Desa Melaya dan Desa Candikusuma. Kegiatan ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Metode yang diaplikasikan adalah penyuluhan dan workshop pengolahan sampah plastik. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kegiatan pengabdian telah terlaksana dengan baik. Para peserta juga antusias dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Hal ini ditunjukkan dari hasil evaluasi yang menunjukkan peningkatan pengetahuan masyarakat. Hasil evaluasi juga mengungkapkan beberapa tantangan dalam melakukan pengolahan sampah plastik, seperti keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan, keterbatasan waktu, tidak berminat melakukan hal tersebut, sulit dalam melawan rasa malas. Pelaksanaan kegiatan ini diharapkan mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah plastik serta menciptakan usaha kreatif berupa kerajinan tangan yang bernilai ekonomi. Abstract This community service activity aims to process plastic waste into handicrafts with economic value. Participants in this activity were PKK women in two villages, namely Melaya Village and Candikusuma Village. This activity consists of three stages, namely, planning, implementing, and evaluating. The method applied is counseling and plastic waste processing workshops. The results of the evaluation show that the community service activities have been carried out well. The Kata kunci kerajinan tangan, sampah plastik, usaha kreatif Keywords handicrafts, plastic waste, creative endeavors participants were also enthusiastic and actively participated in this activity. This is indicated by the results of the evaluation, which show an increase in public knowledge. The evaluation results also revealed several challenges in processing plastic waste, such as limited knowledge and skills, limited time, no interest in doing this, difficulty in fighting laziness. The implementation of this activity is expected to reduce environmental pollution caused by plastic waste and create creative businesses in handicrafts with economic value. Pendahuluan Sampah plastik menjadi salah satu permasalahan dalam kehidupan masyarakat. Polusi sampah plastik tidak hanya mengancam kelestarian wilayah daratan namun juga merusak ekosistem laut secara global Borrelle et al., 2020. Seiring pertumbuhan jumlah penduduk, volume sampah plastik menjadi semakin tidak terkendali. Kondisi ini tentu saja mengancam keberlangsungan planet bumi Villarrubia-Gómez et al., 2018. Oleh karena itu, setiap negara di seluruh dunia sedang berjuang untuk mengantisipasi polusi sampah plastik. Berbagai upaya telah dilakukan, seperti mengurangi volume sampah plastik, menetapkan batasan penggunaan plastik, memikirkan strategi pengelolaan sampah plastik yang efektif, atau mengembangkan teknologi daur ulang atau pengelolaan limbah plastik Borrelle et al., 2020; Faraca & Astrup, 2019. Plastik memainkan peran penting dalam berbagai sektor, khususnya sektor industri. Mayoritas industri menggunakan plastik sebagai bahan baku pengemasan produk. Penggunaan plastik diperkirakan terus meningkat seiring pertumbuhan sektor industri. Pada setiap tahunnya, sektor industri di berbagai belahan dunia mengonsumsi sekitar seratus juta ton plastik dalam aktivitas industrinya. Bahkan, benua Asia berkontribusi cukup besar dalam penggunaan plastik, yaitu sebesar tiga puluh persen 2014. Satu hal yang cukup memprihatinkan bahwa Indonesia berada di urutan kedua sebagai penyumbang sampah plastik di dunia, yang ditunjukkan pada Gambar 1. Angka ini mengindikasikan bahwa pengelolaan sampah plastik belum dilakukan secara serius. Hasil kajian ini menjadi sekaligus memberi tantangan besar kepada pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk bersama-sama menyiapkan strategi pengelolaan sampah plastik yang efektif. 12 Sumber CNBC 2019 Gambar 1. Jumlah Polusi Laut atas Sampah Plastik Di Indonesia, permasalahan mengenai sampah plastik menjadi sorotan publik. Tingkat pencemaran sampah plastik diperkirakan terus meningkat, khususnya pada sektor industri pengolahan minuman. Tidak dapat dipungkiri bahwa mayoritas sektor pengolahan minuman menggunakan plastik sekali pakai dalam pengemasan produk CNBC 2019. Berbagai keunggulan plastik, seperti harga terjangkau, kualitas terjamin, serta mudah diperoleh menyebabkan aktivitas masyarakat tidak bisa terlepas dari penggunaan plastik Astriani et al., 2020. Meskipun demikian, banyak masyarakat yang belum menyadari kelemahan plastik tersebut. Bahan baku plastik berasal dari bahan anorganik yang sulit terurai, bahkan seringkali tidak dapat terurai dengan baik. Oleh karena itu, sampah plastik tidak boleh ditimbun dalam tanah karena membutuhkan waktu puluhan tahun untuk terurai. Sampah plastik yang ditimbun dalam tanah dapat merusak tekstur permukaan tanah dan menimbulkan aroma tidak sedap Astriani et al., 2020. Proses penanganan sampah plastik yang sulit ini menyebabkan masyarakat mengambil langkah alternatif, seperti membakar atau membuang ke laut Hidayat et al., 2019. Akibatnya, pembakaran sampah plastik justru menimbukan pencemaran udara dan kerusakan ekosistem laut. Sampai saat ini, telah terdapat beberapa regulasi yang ditetapkan terkait pengelolaan sampah. Pada tahun 2008, pemerintah Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. Selanjutnya, Menteri Pekerjaan Umum mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Mengenai Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Regulasi ini menekankan prinsip 3R Reduce, Reuse, dan Recycle dalam pengolahan sampah. Kedua aturan tersebut diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Tahun 2020 13 tentang Pengelolaan Sampah Spesifik yang lebih kompleks dan beragam. Berkaitan dengan pengelolaan sampah plastik, beberapa pemerintah daerah telah menetapkan aturan yang ketat, salah satunya dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Bali melalui Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 Tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai. Penetapan berbagai aturan tersebut diharapkan dapat meminimalisir pencemaran lingkungan karena sampah plastik. Permasalahan pengelolaan sampah plastik juga dihadapi masyarakat Desa Melaya dan Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, masyarakat pada kedua desa tersebut telah melakukan kegiatan pengelolaan sampah menggunakan prinsip 3R, yaitu reduce, reuse, dan recycle. Meskipun demikian, masyarakat masih mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas recycle, yaitu melakukan daur ulang atas sampah anorganik, khususnya sampah plastik. Selama ini, masyarakat hanya mengolah sampah organik menjadi kompos dan biogas. Pengelolaan sampah anorganik belum dilakukan karena keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan. Bertitiktolak pada permasalahan tersebut, kegiatan pengabdian ini menawarkan solusi berupa penyuluhan dan workshop mengolah sampah plastik menjadi produk kerajinan tangan bernilai ekonomi, seperti tas, dompet, keranjang, serta asesoris. Peserta kegiatan ini adalah ibu-ibu PKK di Desa Melaya dan Candikusuma. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk mengurangi potensi terjadinya pencemaran lingkungan yang diakibatkan sampah plastik. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan usaha kreatif kerajinan tangan di lingkungan ibu-ibu PKK sehingga aktivitas pengolahan sampah plastik menjadi suatu peluang bisnis. Dengan demikian upaya kreasi sampah plastik ini bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Metode Kegiatan pengabdian ini dilakukan dalam bentuk pemberdayaan ibu-ibu PKK dalam mengolah sampah plastik menjadi kerajinan tangan bernilai ekonomi. Alur kegiatan pengabdian ini adalah 1. Tahap perencanaan, yaitu pelaksana pengabdian melakukan wawancara dan diskusi dengan pemerintah desa dan tokoh masyarakat mengenai permasalahan lingkungan dan perekonomian di kedua desa tersebut. Selanjutnya, melakukan koordinasi dengan masyarakat untuk mengatur konsep, waktu, dan teknis pelaksanaan kegiatan ini. 14 2. Tahap pelaksanaan, yaitu merupakan inti kegiatan pengabdian. Pelaksanaan kegiatan dilakukan menggunakan dua metode, yaitu a. Penyuluhan ceramah, yaitu menyampaikan informasi yang berkaitan dengan pengetahuan lingkungan dan ekonomi kreatif. Pengetahuan lingkungan diberikan agar masyarakat memiliki pengetahuan yang baik akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Peningkatan pengetahuan akan meningkatkan kesadaran, kepekaan, dan kepedulian masyarakat untuk melakukan aktivitas-aktivitas sosial yang dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Penyuluhan mengenai ekonomi kreatif diberikan untuk memotivasi masyarakat agar memanfaatkan peluang bisnis yang tersedia sehingga dapat meningkatkan perekonomian keluarga. b. Workshop, yaitu melakukan praktik pengolahan sampah plastik menjadi barang kerajinan. Metode ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan ketrampilan masyarakat dalam mengolah sampah plastik menjadi kerajinan tangan yang bermanfaat dan bernilai ekonomi. Melalui praktik pengolahan ini, masyarakat diharapkan mampu mengolah sampah plastik secara mandiri sehingga aktivitas ini dapat menjadi sumber pendapatan keluarga. 3. Tahap evaluasi, yaitu melakukan penilaian atas keberhasilan pelaksanaan kegiatan. Proses evaluasi dilakukan dalam dua tahap, yaitu pre-test dan post-test. Pre-test bertujuan untuk menguji pengetahuan masyarakat sebelum kegiatan berlangsung, sementara post-test untuk menguji tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat setelah diberikan penyuluhan dan pelatihan. Adapun alur kegiatan pengabdian ini disajikan dalam Gambar 2. Gambar 2. Alur Kegiatan Pengabdian Hasil dan Pembahasan Pengelolaan sampah plastik merupakan aktivitas yang kompleks. Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 mengenai Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Wawancara Diskusi Koordinasi Penilaian pre-test dan post-test 15 Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, pengelolaan sampah hendaknya dilakukan menggunakan prinsip 3R Reduce, Reuse, dan Recycle. Seiring perkembangan jaman, prinsif 3R telah dimodifikasi menjadi 4R Reduce, Reuse, Replace dan Recycle Kusminah, 2018; Yunik’ati et al., 2019. Keempat istilah tersebut dapat dimaknai bahwa masyarakat hendaknya berusaha mengurangi penggunaan kemasan plastik, terutama plastik sekali pakai. Apabila memungkinkan, masyarakat menggunakan plastik tersebut berulang kali sehingga tidak meningkatkan jumlah konsumsi. Masyarakat juga dapat mengganti penggunaan plastik dengan barang lainnya yang lebih ramah lingkungan dan aman digunakan berkali-kali. Terakhir, apabila penggunaan kemasan plastik tidak dapat dihindari, masyarakat dapat mengolah kembali sampah plastik menjadi barang bernilai ekonomi. Agar regulasi tersebut dapat diimplementasikan secara efektif, pengelolaan sampah berbasis 4R memerlukan kerjasama dan dukungan dari pemerintah, pihak swasta, dan seluruh lapisan masyarakat. Partisipasi masyarakat memegang peranan utama dalam upaya pencapaian keberhasilan pengelolaan sampah Chung & Poon, 2001, khususnya di negara berkembang Dhokhikah & Trihadiningrum, 2012. Pengelolaan sampah dilakukan untuk sampah organik dan anorganik. Selama ini, pengelolaan sampah organik tidak menemui kendala mengingat prosesnya lebih mudah ditemui dalam kehidupan masyarakat. Namun, pengolahan sampah anorganik seperti sampah plastik menjadi tantangan utama bagi masyarakat. Kondisi ini disebabkan berbagai alasan, seperti keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan, keterbatasan waktu, rendahnya kesadaran, minat, dan antusiasme, serta munculnya rasa malas untuk melakukan aktivitas tersebut Alexander et al., 2009; Dhokhikah et al., 2015; Singhirunnusorn et al., 2012. Bercermin pada fenomena tersebut, kegiatan pengabdian ini dilakukan untuk memotivasi dan melakukan transfer pengetahuan kepada masyarakat agar mampu mengolah kembali sampah plastik menjadi barang ekonomis. Peserta kegiatan adalah 30 orang ibu-ibu PKK Desa Melaya dan Desa Candikusuma. Kegiatan pengabdian diawali dengan tahap perencanaan, meliputi observasi, sosialisasi, dan diskusi dengan pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan perwakilan ibu-ibu PKK. Tahap perencanaan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi terkait konsep kegiatan, waktu, dan teknis pelaksanaan, disajikan dalam Gambar 3 dan 4. Gambar 3. Melakukan observasi mengenai pengolahan sampah plastik Gambar 4. Sosialisasi program kerja kepada pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan perwakilan ibu-ibu PKK Pada tahap pelaksanaan, terdapat dua metode yang digunakan yaitu penyuluhan dan workshop. Materi penyuluhan berkaitan dengan informasi pengetahuan lingkungan dan ekonomi kreatif. Pada penyuluhan lingkungan, peserta diingatkan kembali dengan prinsip 4R Reduce, Reuse, Replace dan Recycle. Pengelolaan sampah plastik yang tidak tepat menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan, kesehatan, dan sosial. Salah satu solusi yaitu mendaur ulang sampah plastik menjadi barang ekonomis. Penyuluhan selanjutnya mengenai pengembangan ekonomi kreatif di kalangan ibu-ibu PKK. Ekonomi kreatif merupakan konsep yang menekankan pada pengetahuan, gagasan, dan kreativitas sebagai motor penggerak perekonomian Haeruddin et al., 2020; Linda, 2018. Selama ini, peserta menganggap bahwa pembuatan suatu usaha kreatif memerlukan modal besar dan ketrampilan kerja yang spesifik. Pada kesempatan ini, pemateri menjelaskan bahwa pengembangan ekonomi kreatif berbasis sampah plastik menggunakan modal minimal karena menggunakan sampah plastik yang berasal dari kemasan makanan, minuman, atau kemasan lainnya. Selain menggunakan modal minimal, usaha kreatif ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi lingkungan karena mengurangi pencemaran sampah plastik. Manfaat lainnya adalah mampu menjadi salah satu sumber pendapatan keluarga dan masyarakat Mahaputra et al., 2020. Kegiatan penyuluhan ditunjukkan pada Gambar 5. Setelah kegiatan penyuluhan selesai, kegiatan dilanjutkan dengan workshop pengolahan sampah plastik. Adapun bahan dan peralatan yang diperlukan, seperti kemasan plastik makanan atau minuman, benang, jarum, gunting, kain polos, dan resleting. Urutan proses yang dapat dilakukan adalah peserta melipat kemasan plastik sesuai ukuran yang telah ditentukan. Selanjutnya, lipatan-lipatan tersebut 17 dianyam menjadi bentuk tertentu. Setelah mendapatkan beberapa anyaman, peserta menggabung anyaman-anyaman tersebut secara sabar dan teliti. Apabila kerangka anyaman telah terbentuk, peserta dapat merapikan bagian pinggiran tas tersebut agar terlihat tapi. Pada bagian akhir, peserta melapisi bagian dalam anyaman tersebut dengan kain polos, serta mempercantik tas dengan cara menambahkan risleting. Adapun bahan dan peralatan yang diperlukan, serta proses pembuatan kerajinan tangan ini ditunjukkan pada Gambar 6, 7, dan 8. Gambar 5. Penyuluhan mengenai lingkungan dan ekonomi kreatif Gambar 6. Bahan dan peralatan untuk membuat kerajinan tangan Gambar 7. Pembuatan lipatan plastik Gambar 8. Pembuatan anyaman Berbagai produk kerajinan tangan yang dapat dibuat seperti tas, dompet, keranjang, serta asesoris. Harga jual produk kerajinan tangan tersebut berkisar antara tersebut berkisar antara Rp. sampai dengan Rp. Harga yang ditawarkan tergantung pada ukuran dan waktu yang diperlukan untuk membuat kerajinan tangan tersebut. Beberapa produk pengolahan sampah plastik dapat dilihat pada Gambar 9 dan 10. Gambar 9. Produk yang telah dibuat Gambar 10. Contoh dompet kerajinan tangan dari sampah plastik Tahap terakhir dari kegiatan pengabdian ini adalah melakukan evaluasi penilaian atas seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan. Secara umum, kegiatan terlaksana dengan sukses dan lancar. Hal ini ditunjukkan dengan antusiasme peserta yang tinggi dalam mengikuti penyuluhan, serta berpartisipasi aktif dalam workshop pembuatan kerajinan tangan. Selain itu, peserta dapat dengan cepat mempraktikkan pembuatan kerajinan dan mampu mengerjakan kerajinan tersebut secara mandiri. Adapun hasil evaluasi kegiatan pengabdian disajikan dalam Gambar 11 dan Gambar 12. Gambar 11. Hasil penilaian tentang pengetahuan mengenai sampah plastik Gambar 12. Alasan-alasan peserta tidak melakukan pengolahan sampah plastik menjadi kerajinan tangan Gambar 11 menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan mampu meningkatkan pengetahuan peserta terkait dampak negatif sampah plastik, prinsip pengelolaan, dan cara pengolahan sampah plastik tersebut. Dari ketiga pengetahuan yang diperoleh, peningkatan pengetahuan paling tinggi terkait dengan cara pengolahan sampah plastik, yaitu sebesar 82,5%. Hasil evaluasi pada Gambar 12 menyajikan lima alasan yang mendasari peserta tidak melakukan pengolahan sampah plastik. 19 Adapun kelima alasan tersebut adalah keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan 50,00%, keterbatasan waktu 13,33%, tidak berminat melakukan hal tersebut 13,33%, sulit dalam melawan rasa malas 16,67%, serta alasan lainnya 6,67% seperti tidak ada yang mengkoordinasi. Dari kelima alasan tersebut, mayoritas peserta menyatakan bahwa kendala utama yang dihadapi adalah keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengolah sampah plastik menjadi kerajinan tangan. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan dan workshop pembuatan kerajinan tangan menjadi kegiatan pengabdian yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu PKK. Kesimpulan Pengelolaan sampah plastik merupakan tantangan masyarakat di era modern. Kondisi ini perlu ditangani secara serius oleh pihak berkepentingan, seperti pemerintah, swasta, dan masyarakat. Bercermin pada fenomena tersebut, kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan sampah plastik, serta menciptakan usaha kreatif kerajinan tangan di lingkungan ibu-ibu PKK. Kegiatan ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pengabdian ini menggunakan metode penyuluhan dan workshop pengolahan sampah. Berdasarkan hasil evaluasi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengolahan sampah plastik terlaksana dengan baik. Selain itu, kegiatan pengabdian memberikan manfaat berupa peningkatan pengetahuan ibu-ibu PKK setelah mengikuti kegiatan penyuluhan dan workshop pembuatan kerajinan. Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari para peserta yang sangat antusias dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Dengan demikian, kegiatan sejenis hendaknya dilakukan secara konsisten untuk meningkatkan perekonomian keluarga dan masyarakat. Ucapan Terima Kasih Terima kasih kepada Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang telah mendanai kegiatan Ipteks Bagi Wilayah ini. Selain itu, terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Jembrana, Universitas Ngurah Rai, pemerintah dan masyarakat Desa Melaya dan Desa Candikusuma yang telah berpartisipasi dalam kegiatan pengabdian ini. 20 Referensi Alexander, C., Smaje, C., Timlett, R., & Williams, I. 2009. Improving social technologies for recycling. Proceedings of the Institution of Civil Engineers-Waste and Resource Management, 1621, 15–28. Astriani, L., Mulyanto, T. Y., Bahfen, M., & Dityaningsih, D. 2020. Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Melalui Produk Kreatif dari Pengolahan Sampah Plastik. Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ, 11, 1–9. Borrelle, S. B., Ringma, J., Law, K. L., Monnahan, C. C., Lebreton, L., McGivern, A., Murphy, E., Jambeck, J., Leonard, G. H., & Hilleary, M. A. 2020. Predicted growth in plastic waste exceeds efforts to mitigate plastic pollution. Science, 3696510, 1515–1518. Chung, & Poon, 2001. A comparison of waste-reduction practices and new environmental paradigm of rural and urban Chinese citizens. Journal of Environmental Management, 621, 3–19. CNBC 2019. Sebegini Parah Ternyata Masalah Sampah Plastik di Indonesia. Dhokhikah, Y., & Trihadiningrum, Y. 2012. Solid waste management in Asian developing countries Challenges and opportunities. Journal of Applied Environmental and Biological Sciences, 27, 329–335. Dhokhikah, Y., Trihadiningrum, Y., & Sunaryo, S. 2015. Community participation in household solid waste reduction in Surabaya, Indonesia. Resources, Conservation and Recycling, 1029, 153–162. Faraca, G., & Astrup, T. 2019. Plastic waste from recycling centres Characterisation and evaluation of plastic recyclability. Waste Management, 957, 388–398. Haeruddin, M. I. M., Hakim, A., Musa, M. I., Kurniawan, A. W., Akbar, A., Natsir, U. D., & Haeruddin, M. I. W. 2020. Pemberdayaan usaha ekonomi produktif bagi masyarakat di Kelurahan Allepolea, Kecamatan Lau Kabupaten Maros. JURPIKAT Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 12, 83–93. Hidayat, Y. A., Kiranamahsa, S., & Zamal, M. A. 2019. A study of plastic waste management effectiveness in Indonesia industries. AIMS Energy, 73, 350–370. 21 2014. Mengetahui Bahaya Sampah Plastik. Kusminah, I. L. 2018. Penyuluhan 4R Reduce, Reuse, Recycle, Replace dan kegunaan bank sampah sebagai langkah menciptakan lingkungan yang bersih dan ekonomis di Desa Mojowuku Kabupaten Gresik. JPM17 Jurnal Pengabdian Masyarakat, 31, 22–28. Linda, R. 2018. Pemberdayaan ekonomi kreatif melalui daur ulang sampah plastik Studi kasus bank sampah Berlian Kelurahan Tangkerang Labuai. Jurnal Al-Iqtishad, 121, 1–19. Mahaputra, I. N. K. A., Rustiarini, N. W., Sudiana, I. M., & Anggraini, N. P. N. 2020. Program kewirausahaan pembuatan hiasan penjor Pemberdayaan ibu PKK berbasis kearifan lokal. Jurnal Solma, 92, 458–467. Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai, 2018. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, 2012. Singhirunnusorn, W., Donlakorn, K., & Kaewhanin, W. 2012. Contextual Factors Influencing Household Recycling Behaviours A Case of Waste Bank Project in Mahasarakham Municipality. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 36, 688–697. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, 2008. Villarrubia-Gómez, P., Cornell, S. E., & Fabres, J. 2018. Marine plastic pollution as a planetary boundary threat – The drifting piece in the sustainability puzzle. Marine Policy, 9610, 213–220. Yunik’ati, Y., Imam, R. M., Hariyadi, F., & Choirotin, I. 2019. Sadar Pilah Sampah Dengan Konsep 4R Reduce, Reuse, Recycle, Replace Di Desa Gedongarum, Kanor, Bojonegoro. Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat JIPEMAS, 22, 81–87. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan tentang kewirausahaan dan pengolahan luaran yang menghasilkan produk bernilai ekonomis yaitu sabun dan deterjen, serta mengetahui metode pemasarannya. Sasaran peserta dari kegiatan ini adalah warga kelurahan Allepolea Kecamatan Lau di Kabupaten Maros. Secara umum, peserta sangat antusias mengikuti pelatihan yang ditunjukkan dari ketekunan dan kedisiplinan dalam mengikuti setiap tahapan dalam kegiatan. Selain itu setiap peserta ikut berpartisipasi dalam menentukan materi pelatihan terkait dengan pelaksanaan tugas yang dijalankan sehari-hari. Setiap peserta mampu menghasilkan produk bernilai ekonomis dan juga mampu memasarkan produk tersebut baik melalui mekanisme penjualan offline maupun online. Melalui kegiatan ini setiap peserta merasakan manfaat dari kegiatan pemberdayaan usaha ekonomi produktif melalui kegiatan dan mengharapkan kegiatan seperti ini dapat diberikan secara rutin dan juga membawa khazanah baru bagi pengetahuan dan keterampilan mereka sehingga akan meningkatkan taraf kehidupan warga secara Indonesia telah memfokuskan perhatian pada upaya pengentasan kemiskinan di daerah pedesaan. Kegiatan pengabdian ini memprioritaskan pembangunan sumber daya manusia bernilai ekonomi melalui program kewirausahaan di Desa Kaliakah dan Desa Baluk. Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi, seperti 1 rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai wirausaha, 2 kurangnya motivasi untuk melakukan wirausaha, serta 3 rendahnya kreativitas untuk memulai wirausaha. Bertitiktolak dari permasalahan tersebut, program kewirausahaan ini direalisasikan dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan “mejejahitan” hiasan penjor. Program ini dilatarbelakangi pemikiran bahwa hiasan penjor merupakan kerajinan yang sering digunakan dalam kegiatan upacara agama dan adat di Bali. Hasil evaluasi kegiatan menunjukkan bahwa mayoritas peserta menyatakan pelatihan menarik dan bermanfaat. Selain itu, peserta juga mampu memahami materi yang diberikan sehingga memiliki keinginan untuk menjadi wirausaha, khususnya berkaitan dengan pembuatan hiasan mess of plastic It is not clear what strategies will be most effective in mitigating harm from the global problem of plastic pollution. Borrelle et al. and Lau et al. discuss possible solutions and their impacts. Both groups found that substantial reductions in plastic-waste generation can be made in the coming decades with immediate, concerted, and vigorous action, but even in the best case scenario, huge quantities of plastic will still accumulate in the environment. Science , this issue p. 1515 , p. 1455Yunik'ati Yunik'atiRio Miftakhul ImamFebri Hariyadi Ismi ChoirotinHousehold waste is becoming a common problem in our society. The consumptive lifestyle that is not supported by a good awareness of waste management resulting in increased waste volume. It will give a bad impact on the environment. This community service activity was aimed to provide solutions to waste problems in Gedongarum Village. The programs arranged were waste sorting through socialization and training activity of 4R concept Reduce, Reuse, Recycle and Replace, and manufacturing of waste sorting facilities. The results of the evaluation showed that the awareness of the community to the importance of waste sorting and processing increased by and the knowledge on waste management, increased by The effectiveness of the program's success amounted to while 86,9% of the respondents support the activities to be management in Indonesia is less effective. According to Indonesia Statistics in 2016, the population in Indonesia reached 261,115,456 people and produced 65,200,000 tons of waste per year. Additionally, the growth of economy has an impact in industrial establishment. The activitity of industries lead to the increase of waste production. From the total waste piles, 85,000 tons per year are plastic waste. The waste pile will increase along with the projected increase in population and industrial growth. The considerable amount of plastic waste in Indonesia will be dangerous for the environment. Therefore, a strategy is needed to prevent the increasing amount of plastic waste in Indonesia. This study is conducted to determine the appropriate strategy to be done by identifying the type of plastic waste in Indonesia, mapping the flow of plastic distribution to become waste, and knowing the existing process of plastic waste management. A large number of plastic waste produce toxic substances swhich has to be handled properly. The root problem of the accumulation of plastic waste in Indonesia is the absence of an effective system in treating plastic waste. The result of this study is a solution that can be applied in order to reduce the accumulation of plastic waste in Indonesia by having industries across country to implement a sustainable system . Industries across Indonesia are expected to work together by creating and implementing a plastic waste management systems using a reverse logistics systems where plastic waste is returned to the factories that produce it. Afterwards, factories will manage the plastic waste by recycling and reusing exponential increase in the use of plastic in modern society and the inadequate management of the resulting waste have led to its accumulation in the marine environment. There is increasing evidence of numerous mechanisms by which marine plastic pollution is causing effects across successive levels of biological organization. This will unavoidably impact ecological communities and ecosystem functions. A remaining question to be answered is if the concentration of plastic in the ocean, today or in the future, will reach levels above a critical threshold leading to global effects in vital Earth-system processes, thus granting the consideration of marine plastic pollution as a key component of the planetary boundary threat associated with chemical pollutants. Possible answers to this question are explored by reviewing and evaluating existing knowledge of the effects of plastic pollution in marine ecosystems and the core planetary boundaries’, biosphere integrity and climate change. The irreversibility and global ubiquity of marine plastic pollution mean that two essential conditions for a planetary boundary threat are already met. The Earth system consequences of plastic pollution are still uncertain, but pathways and mechanisms for thresholds and global systemic change are identified. Irrespective of the recognition of plastic as a novel entity in the planetary boundaries framework, it is certain that marine plastic pollution is closely intertwined with global processes to a point that deserves careful management and goal of this study was to examine the community participation in household solid waste HSW reduction and the influencing factors in eastern Surabaya. The research was conducted in three districts, namely Sukolilo, Rungkut, and Tenggilis Mejoyo. The HSW sampling for SW composition analysis was performed over eight consecutive days. Survey concerning community involvement in HSW reduction was conducted in 300 households using stratified random sampling technique. The questionnaires were distributed during HSW sampling for generation rate and composition measurements. Results of this study showed that average HSW generation rate in eastern Surabaya was kg/capita/day. The HSW composition was dominated by food waste followed by plastics paper and used diapers The socio-economic characteristics had less influence than the supporting factors on sorting, recycling and composting activities. This study suggested four strategies to support the community participation on HSW reduction in eastern Surabaya. These strategies were to intensify the HSW reduction training programs; to intensify the information dissemination through mass media and campaign; to increase the number of environmental cadres; and to optimize the existence of waste bank and its function. Roza LindaPenelitian ini bertujuan untuk melihat pola kerjasama dalam bank sampah, dan bagaimana proses pemberdayaan ekonomi kreatif masyarakat melalui daur ulang sampah plastik di Bank Sampah Berlian Kelurahan Tangkerang Labuai. Selain itu tujuan dari penelitian ini juga untuk melihat apa saja dampak sosial dan dampak ekonomi terhadap masyarakat atas keberadaan Bank Sampah Berlian. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa proses pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan daur ulang sampah plastik di Bank Sampah Berlian berjalan cukup baik. Kegiatan daur ulang sampah plastik di Bank Sampah Berlian telah memberikan manfaat yang sangat banyak bagi masyarakat dan anggotanya antara lain manfaat yang dirasakan oleh masyarakat selain manfaat sosial juga manfaat ekonomi. Kegiatan ini juga memberikan ilmu dan pengetahuan bagi masyarakat tentang bagaimana mengolah sampah dengan baik. Giorgia FaracaThomas F. AstrupWhile recycling has been recognised as the preferred plastic waste management solution, little is known about the detailed characteristics of plastic waste and how these may affect its recycling. In this study hard plastic, plastic film and PVC waste collected at three Danish recycling centres were sampled and characterised according to product applications, legislative requirements quality, expected product life time, polymer types and presence of potential impurities such as coloured plastics, non-plastic materials and multi-polymer products. The obtained information was applied for estimation of overall recycling potentials for selected archetype recycling process chains based on material flow analysis. In addition to providing detailed data for the composition of the plastic waste products, the results showed that impurities represented 28% wet weight of the plastic waste, and that about 75% of the plastic waste was characterised as Low Quality applications, indicating some legislative recovery restrictions. By accounting for the level/type of impurities, the overall recycling potential was found to be 52% for hard plastics, 59% for plastic films and 79% for PVC waste. The results showed that while varying according to polymer type, the recyclability of “High Quality” plastic waste was 12–35% higher than “Low Quality” applications. While actual results are representative of Danish conditions, the study demonstrates that detailed characteristics of plastic waste are needed to identify potential challenges to recycling and thereby potentially improving the design and recovery efficiency of recycling facilities.terangkanmengenai cara cara membuat kerajinan daur ulang dari kayu? - tidak seperti produksi kertas baru, proses daur ulang kertas membutuhkan energi yang jauh lebih sedikit. Ini berarti, dalam memproduksi satu ton kertas daur ulang ke dalam kertas baru dapat menghemat 17 pohon [purdue research foundation dan us environmental protection agency, 1996].
- Ճ ፊυրኬ
- Еձուкр эጥе
- Еτιсрե уտоዑ
- Аниπዌшዚղ уդωնաнαжеб կխጌሿ