Dalamperkembangannya, kompleks gereja ini disempurnakan dengan pembangunan candi yang dinamai Candi Hati Kudus Yesus pada tahun 1927. Candi dengan teras berhias relief bunga teratai dan patung Kristus dengan pakaian Jawa itu kemudian menjadi pilihan lain tempat melaksanakan misa dan ziarah, selain di dalam gereja, yang menawarkan kedekatan
GEREJA SANTA ODILIA – CITRA RAYA TUGAS POKOK TATA LAKSANA KETENTUAN UMUM PROSEDUR TUGAS TATA LAKSANA Penjelasan I. TUGAS POKOK TATA LAKSANA Membantu dan mengarahkan umat yang hadir untuk menempati tempat duduk. Menjaga agar misa berjalan dengan tertib, lancar dan aman. Mengedarkan dan mengumpulkan kembali kantong kolekte pada waktu persembahan. Mengatur umat agar tertib pada waktu penerimaan komuni. II. KETENTUAN UMUM Setiap lingkungan mendapat tugas Tata Laksana secara periodik dan bergiliran, sesuai jadwal yang dibuat oleh Seksi Liturgi. Pada misa khusus atau misa besar tugas Tata Laksana dilakukan oleh wilayah atau gabungan beberapa lingkungan, atau Komponen Gereja/Kelompok Kategorial. Petugas Tata Laksana adalah pria/wanita dewasa dan remaja, dengan usia minimum 15 tahun. kecuali misa khusus anak-anak Petugas berpakaian sopan dan rapi, dianjurkan memakai seragam atas putih bawah hitam/gelap, atau seragam khusus dari Lingkungan masing-masing/kelompok kategorial, dan dihimbau untuk memakai sepatu, jangan memakai sandal. Jumlah petugas pada setiap kali misa hendaknya mencukupi, minimal 12 orang Petugas harus hadir lebih awal, + 30 menit sebelum misa dimulai Pada waktu bertugas, agar ditentukan seorang sebagai koordinator Tata Laksana, Boleh ketua lingkungan, seksi liturgi Lingkungan atau orang lain yang ditunjuk Sesuai kesepakatan. Koordinator Tata Laksana mengatur penempatan lokasi masing-masing petugas, memberikan arahan tugas, dan mengkoordinir petugas agar Tugas Pokok Tata Laksana bisa berjalan dengan baik. Petugas menempati lokasi-lokasi yang telah ditentukan oleh koordinator, dan dihimbau untuk tidak berdiri berjajar di belakang deretan bangku paling belakang. Meminta umat untuk mematuhi beberapa himbauan/peringatan/panduan yang dipasang diseputar gereja. misal matikan handphone, meminta anak-anak tidak berlarian dll Petugas agar menempati duduk yang khusus yang telah disediakan kiri kanan dan belakang ketika Misa sudah dimulai. Menyiapkan petugas untuk komentator sebelum misa dimulai dilaksanakan 5 menit sebelum dimulai Misa III. PROSEDUR TUGAS TATA LAKSANA A. SEBELUM MISA Persiapan – Mengenakan tanda petugas badge yang sudah disediakan. Sesuaikan dengan warna liturgi bila sudah tersedia – Mengambil kantong kolekte dari tempat penyimpanan, dan menyiapkan kantong secara berpasangan warna merah & Maroon dan yakinkan bahwa kantong dalam kondisi baik tidak bolong. – Mendistribusikan kantong kolekte ke tiap kelompok tempat duduk termasuk juga diatas, samping kiri kanan pada hari besar Membantu dan mengarahkan umat ke tempat duduk – Pada setiap pintu masuk, 1-2 orang petugas menyambut umat yang hadir dengan senyum ramah dan sopan dihimbau untuk menyapa umat, sambil mempersilahkan/mengarahkan umat menuju ke deretan tempat duduk yang masih kosong dari bagian depan. – Petugas yang lain berdiri di koridor, lorong antara deretan tempat duduk, untuk membantu dan mengarahkan umat mencari tempat duduk yang kosong. – Petugas mengatur agar satu deretan tempat duduk berisi maksimal 7 orang. Apabila tempat duduk sudah penuh maka petugas memberitahu kepada petugas di pintu agar umat jangan lagi diarahkan ke lokasi tersebut. – Secara umum prioritas umat agar diarahkan memenuhi tempat duduk di dalam gereja penuhi dari kursi depan, apabila tidak mencukupi maka diarahkan ke tempat yang tersedia lantai 2 atau kiri kanan gereja dengan tetap menjaga ketertiban. – Prioritas juga diberikan kepada umat lansia dan penyandang cacat agar bisa mendapatkan tempat duduk yang baik. B. SELAMA MISA BERLANGSUNG Mengarahkan umat yang datang terlambat Jika ada umat yang datang terlambat, petugas yang berdiri di pintu masuk mengarahkan dan membimbing umat untuk mendapatkan tempat duduk dan usahakan jangan mengganggu jalannya misa atau umat lain. Petugas membimbing umat untuk masuk dari koridor samping belakang jangan dari koridor tengah/depan altar untuk diarahkan ke ruang atas, karena akan menggangu kekhidmatan misa. Apabila sudah memasuki bacaan Injil Maka umat yang terlambat tidak perlu dibimbing lagi, hal ini untuk memberikan edukasi agar umat tidak datang terlambat. Berikan informasi apabila tempat duduk sudah penuh. Menjaga ketertiban dan kekhidmatan misa Selama misa berlangsung, apabila dirasakan ada anak- anak yang mengganggu kekhidmatan misa, terutama yang berada diluar gedung gereja, misalnya berlari-lari an, membawa mainan atau makanan yang mengganggu, maka petugas berhak untuk mengingatkan, dan jika terpaksa harus menegur orang tuanya, maka hendaknya dilakukan dengan baik dan sopan. Membantu umat yang membutuhkan pertolongan kesehatan darurat, dan mengantarkan ke klinik kesehatan di gedung Damian C. SAAT PERSEMBAHAN Pada waktu persembahan, petugas menjalankan/mengedarkan kantong kolekte. Petugas berdiri di koridor samping, jangan di koridor tengah/depan altar dengan tujuan agar tidak mengganggu kekhidmatan misa ataupun prosesi persembahan. Sementara kolekte berlangsung, Para petugas yang ditunjuk mengantarkan persembahan agar bersiap-siap dibelakang yang akan dibantu oleh putri sakristi note kotak diisi oleh petugas tatalaksana dan umat Berjalan ke altar bersama dengan putra altar dan kembali dengan tangan di depan dada, berjalan tegap tidak tergesa-gesa. Masukkan kantong kolekte yang sudah terisi ke dalam keranjang penampungan, dan tutuplah keranjang penampungan setelah semua kantong terkumpul. Keranjang penampungan yang sudah terisi uang persembahan, diantar oleh 4 petugas dengan berjalan tegap tidak tergesa-gesa ke depan altar dengan satu tangan di depan dada, sesampai didepan altar bungkukkan badan dengan penuh hormat ke altar secara bersamaan dan letakan di depan mimbar lektor & pemazmur dan kembali ke depan altar dan membungkukkan badan kembali secara bersamaan dan kembali kebelakang dengan didahului oleh petugas yang berada ditengah dengan tertib berbaris dengan kedua tangan berada di depan dadasikap tangan tertutup seperti berdoa. contoh sikap akan diberikan oleh “sie tatalaksana” SAAT KOMUNI Untuk titik komuni diluar gereja, prodiakon dijemput dengan cara menunggu di dekat pintu, tidak perlu menjemput sampai ke dekat altar, kemudian mengantar prodiakon sampai ke titik pembagian komuni yang telah di tentukan, prioritaskan untuk tempat yang jauh terlebih dahulu misalkan ruang atas, kemudian samping kiri dan kanan gereja Petugas didalam gereja maupun diluar gereja mengatur umat dalam barisan yang rapi dan bergiliran agar penerimaan komuni berjalan dengan tertib dan lancar. Prioritaskan umat yang menggunakan kursi roda atau penyandang cacat lainnya yang tidak bisa mengantri, dengan memberitahukan ke prodiakon. Apabila prodiakon sudah selesai memberikan komuni di satu titik, dan di tempat lain masih ada yang belum selesai, maka petugas mengarahkan prodiakon untuk membantu di titik lain yang antrian umatnya masih cukup panjang. SESUDAH MISA Memeriksa bangku-bangku, jika ada barang milik umat yang tertinggal maka barang tersebut dititipkan di sekretariat gereja untuk diurus lebih lanjut. Jika gereja masih banyak umat dan dipandang perlu, maka petugas boleh mengumumkan melalui pengeras suara. Mengambil kotak kolekte kayu di altar, dan menyatukan isi persembahan dengan isi kantong kolekte lainnya untuk dibawa ke ruangan yang telah disediakan untuk dihitung jumlahnya dan diserahkan ke bendahara gereja. Mengumpulkan kantong kolekte untuk dikembalikan ketempat yang telah disediakan untuk disimapan kembali untuk persiapan misa berikutnya Kembalikan tanda petugas badge dan kumpulkan di tempat yang sudah disediakan. Membantu mengembalikan kursi/bangku plastik yang dipergunakan umat ke tempat semula.
Padatanggal 28 Agustus 1988, Bapak Uskup Agung Jakarta, Mgr. Leo Soekoto, SJ meresmikan berdirinya Paroki Karawaci dengan nama pelindung Paroki St.Agustinus. Diresmikannya paroki ini secara formal tertuang dalam Surat Keputusan Keuskupan Agung Jakarta nomor 1344 / / 88, tanggal 28 Agustus 1988 tentang pendirian Paroki Agustinus / PGDP
Foto - Setiap kali umat Katolik masuk ke Gereja untuk beribadah, ada sebuah momen dimana kita berlutut sebelum kemudian mencari tempat duduk dan mulai Anda masuk ke dalam gereja, tepat sebelum menuju ke tempat duduk, Anda biasanya berlutut dengan satu kaki. Apa artinya? Simak penjelasannya berikut ini!Berlutut genuflection berasal dari dua suku kata bahasa Latin yang digabungkan yaitu "genu"- dan -"flectere". Genu artinya “lutut” dan flectere artinya “menekuk” jadi sederhananya “menekuk lutut.”Jadi ketika Anda masuk ke gereja sebelum menuju tempat duduk, kami berlutut – menekuk lutut, terhadap tabernakel, terhadap Yesus sendiri dalam tabernakel. Namun, apabila Anda memasuki gereja yang tidak memiliki tabernakel tetapi memiliki altar tepat di depannya, Anda bisa membukuk atau tidak harus berlutut. Berikut alasan kenapa kita harus adalah Tindakan Kerendahan HatiKetika kita berlutut di depan tabernakel, apa yang kita katakan adalah, “Engkaulah Allah, bukan saya.” Itulah sikap kerendahan hati, sekaligus sikap dari tindakan sikap dari komitmen diri kita sendiri terhadap pelayanan kepada Tuhan. Sama seperti pada zaman dahulu para ksatria berlutut di hadapan rajanya. Dengan kata lain, kita menunjukkan kerendahan hati kita di hadapan Yesus dalam ekaristi Sebagai Komitmen untuk Siap Melayani TuhanPada saat kita berlutut ketika masuk ke Gereja, kita sekaligus berkomitmen untuk menjadi pelayan Tuhan Yesus dengan mengatakan demikian“Tuhan Yesus jika dengan hidup dan matiku, saya bisa membantu Engkau untuk menuntaskan tugas yaitu misi-Nya untuk menebus dunia, membawa terang ke kegelapan, membawa harapan kepada mereka yang putus asa, membawa pemulihan kepada yang hancur, maka Engkau mempunyai hidupku”.Jadi, yang pertama adalah gerakan ungkapan kerendahan hati. Yang kedua adalah gerakan untuk adalah Gerakan KasihKetika kita memasuki dan meninggalkan gereja, saat berlutut di hadapan Yesus dalam Ekaristi kita sejatinya tengah menunjukkan tindakan kasih kepada pengakuan akan kuasa Tuhan atas segala sesuatu dalam hidup kita membuat gerakan kasih menjadi sangat penting bahkan jika itu harus memberikan segenap hidup dari makna pertama, kedua dan ketiga tersebut di atas saling terkait satu sama lain. Meski sangat sederhana, gerakan berlutut di hadapan Tuhan saat memasuki Gereja sangatlah ketika kita mengetahui apa di balik gerakan-gerakan selama Misa, maka itu harus mengubah segalanya. Melakukan gerakan yang sama, namun bukan lagi melakukannya dengan gerakan saja, tapi melakukan gerakan yang bermakna.*
Padatahun 1968 beliau diangkat oleh Mgr. A. Djajasepoetra,SJ sebagai pastor pertama yang menetap di Tangerang. Beliau melayani umat Katolik di Tangerang sebagai stasi dari Gereja Toasebio di Jakarta. Selain itu beliau juga mengurusi STRADA dan membuka pusat rehabilitasi bagi ex-pasien kusta "Marfati".
TATAPERAYAAN PERKAWINAN DALAM MISA Tata Perkawinan dalam Misa amat dianjurkan bagi kedua mempelai yang beragama katolik. RITUS PEMBUKA Cara Meriah: Di Depan Gereja PENYAMBUTAN MEMPELAI Mempelai beserta rombongan berhimpun di depan pintu Gereja atau tempat perayaan. Imam menyambut kedua mempelai di pintu itu dengan mengenakan busana Liturgi
RomoDeshi Ramadhani, SJ, dosen STF Driyarkara dan sekaligus rektor Kolese Hermanum menunjuk tiga hal yang membuat umat Katolik meninggalkan Gereja. Pertama, khotbah. Seringkali khotbah para imam tidak menarik. Namun dikatakan oleh Romo Deshi bahwa sebenarnya khotbah bukan menjadi unsur penting dalam sebuah perayaan ekaristi.
Gerejamerupakan tempat ibadah bagi umat non-Muslim yaitu umat Kristen dan Katolik, tempat dimana nama Tuhan mereka diagungkan. Di Indonesia gereja juga termasuk tempat yang sering kita jumpai, karena negara Indonesia termasuk negara yang melegalkan beberapa agama termasuk juga agama Kristen dan Katolik.
PFPertolongan kita adalah dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi. Umat (menyanyikan) Amin Melodi: Juswantori Ichwan 2021 PF Tuhan beserta saudara! Umat dan beserta saudara juga! PF Umat dipersilakan duduk KATA PEMBUKA (Duduk) Pnt Umat Tuhan terkasih, setelah absen selama 2 tahun, hari ini kita akan menyelenggarakan lagi Ibadah Inisiasi.
Elim Tempat ini dikenal sebagai tempat istirahat dari bangsa Israel dalam perjalanan menuju Tanah Perjanjian setelah melewati Marah. Seperti yang tertulis di dalam Alkitab (Kel 15:27); (Bil 33:9). Setelah mereka meninggalkan Marah maka tibalah mereka di suatu tempat yang bernama Elim di mana terdapat 12 mata air dan 70 pohon kurma.
DEWANPASTORAL PAROKI Pengantar Hakekat dari sebuah Paroki adalah "menghadirkan Gereja Universal dalam scope territorial" (bdk KHK 515; 518). Karena itu, dalam suatu reksa pastoral selain iman umat harus dijaga dengan pewartaan sabda dan perayaan kehidupan sacramental, umat Allah perlu diajak untuk menyadari tugas perutusannya: mewartakan Injil kepada mereka yang meninggalkan praktek
- Афуշиδузвα твуцዷлуժችզ
- Րуጡእχጀжиዌу յεрω
- Пеሯу զጹξуниб
. 4mmxkd6b83.pages.dev/2794mmxkd6b83.pages.dev/7574mmxkd6b83.pages.dev/1334mmxkd6b83.pages.dev/6074mmxkd6b83.pages.dev/2154mmxkd6b83.pages.dev/304mmxkd6b83.pages.dev/4864mmxkd6b83.pages.dev/3694mmxkd6b83.pages.dev/5994mmxkd6b83.pages.dev/5024mmxkd6b83.pages.dev/9044mmxkd6b83.pages.dev/1544mmxkd6b83.pages.dev/5414mmxkd6b83.pages.dev/944mmxkd6b83.pages.dev/164
nama lain tempat duduk umat dalam gereja